Kesenian Gengong ini telah ada di Desa Batuan sejak lama. Dimana, berbagai jenis tetabuhan Genggong masih sering dipentaskan di daerah Batuan. Pementasan ini diawali dengan membawakan tarian penyambutan yakni Panyembrahma. Dilanjutkan dengan Tari Baris Tunggal. Sedangkan untuk penampilan pamungkasnya turut dipentaskan Tari Jenggala dan Daha. ‘Jenggala dan Daha’, menceritakan tentang kisah cinta antara seorang pangeran dari Jenggala yang menjelma menjadi seekor kodok yang jatuh cinta dengan seorang putri daha yang cantik. Dengan keinginan dan rasa untuk menikahi sang putri, akhirnya pangeran bertapa dan menghadap pada Dewa Wisnu untuk memohon agar dirinya kembali pada wujudnya yang dahulu yaitu manusia.