Usaha atraksi seni dan budaya dikembangkan dengan dasar pemikiran strategisnya, bahwa Pariwisata Bali adalah pariwisata budaya. Melengkapi kebutuhan akan atraksi wisata di kawasan Pantai Pandawa, maka dipandang perlu untuk mengelola semua potensi seni dan budaya lokal yang ada, agar tetap lestari dan bernilai guna. Mengingat bahwa setiap kelompok banjar adat yang ada di Desa Adat Kutuh memiliki potensi seni dan budaya seperti tari kecak, tari barong dan atraksi seni lainnya. Karena permintaan pasar (wisatawan) lebih banyak pada Tari Kecak, maka Manajemen Unit Usaha DTW Pantai Pandawa saat ini baru mengelola pementasan Tari Kecak yaitu Kecak Fire Dance.
Kecak ini menceritakan tentang Panglima Hanoman (Kera Putih) dalam menggempur pasukan raksasa Rahwana. Kisah singkatnya adalah sebagai berikut: Dengan ditemani adik laki-lakinya bernama Laksamana serta istrinya yang setia Sri Rama pergi ke hutan Dandaka, pada saat mereka berada di hutan, mereka diketahui oleh Rahwana, seorang raja yang kejam. Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita, lalu ia membuat upaya untuk menculik Dewi Sita dengan mengutus patihnya untuk menjelma menjadi seekor kijang emas untuk memikat hati Dewi Sita. Dewi Sita berhasil dipisahkan dari Rama dan Laksamana. Rahwana kemudian menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur ke Alengka Pura. Dengan mengetahui tipuan ini maka Rama dan Laksamana mengutus Hanoman untuk menemui Sita di Alengka Pura dengan membawa sebuah cincin emas tanda dari Rama. Sesampai di Alengka Pura, Hanoman ditangkap oleh Pasukan Raksasa dan diikat kemudian dibakar hidup-hidup akhirnya lepas lalu mengobrak abrik Alengka Pura. Kemudian Hanoman bersama Rama dan Laksamana berusaha menolong Dewi Sita dari Raksasa Rahwana. Pada akhir kisahnya mereka berhasil mengalahkan Rahwana dan pasukan raksasanya dengan panah sakti. Rama berhasil merebut kembali istrinya dan hidup bahagia.